Rabu, 04 Januari 2017

FUNGSI PRODUKSI

1 Pengertian Produksi
Fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Jadi secara garis besar, produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor – faktor produksi yang tersedia.

2 Jenis – jenis Proses Produksi
Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
A.Proses Produksi Terus - Menerus (Continuous Process)
Proses ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan. Jenis proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang besar.
Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes), yaitu :
1. Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
2. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product layout/departementation by product.
3. Mesin-mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat khusus (Special Purpose Machines).
4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
5. Apabila salah satu mesin/peralatan terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.
6. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi yang terputus-putus.
8. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin-masin yang digunakan.
9.Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed pathequipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konveyor.
Contoh dari proses produksi terus - menerus yaitu :
·         Industri pupuk, semen
·         Makanan dalam kaleng, minuman dalam botol.
B.      Proses Produksi Terputus – putus (Intermittent Process)
Dalam proses ini aliran bahan baku sampai produk jadi tidak memiliki pola yang pasti atau selalu berubah ubah. Antara produk jadi yang satu dengan produk jadi yang lain bisa berbeda – beda. Jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda – beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya.
Adapun sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputusputus (countinous processes) adalah :
1. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
2. Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation by equipment.
3. Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan variasi yang hampir sama(General Purpose Machines).
4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan produk serta
terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
5. Proses produksi tidak akan berthenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.
6. Persediaan bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.
7. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.
8. Pemindahan bahan sering dilakukan bolak-balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
Contoh dari proses produksi terputus – putus yaitu :
·         Perusahaan percetakan
·         Perusahaan mebel
3 Perencanaan lokasi Perusahaan
    Penetapan lokasi perusahaan akan melibatkan kerikatan sumber – sumber daya terhadap suatu rencana janka panjang. Dengan demikian perkiraan mengenai letak pasar/konsumen dan letak bahan baku adalah sangat penting, sebab hal ini mempengaruhu distribusinya.
     Pemilihan lokasi perusahaan pada umumnya bertujuan untuk meminimalkan jumlah seluruh biaya. Dalam hal ini kita harus memikirkan biaya – biaya dalam jangka panjang oleh karena itu lokasi perusahaan sangat menentukan kedudukan dan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi yang kurang tepat akan mengakibatkan lemahnya posisi perusahaan dalam persaingan. Perencanaan lokasi perusahaan yang kurang tepat, dapat pula mengakibatkan perusahaan mengadakan re-location, yaitu penempatan perusahaan ke lokasi baru, ini sangat memboroskan biaya pabrik. Jadi tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih berhasil.
            Dengan adanya penentuan lokasi perusahaan yang tepat, akan :
·         Dapat melayani konsumen dengan memuaskan
·         Dapat memperoleh tenaga kerja yang cukup
·         Dapat memperoleh bahan baku yang baik dengan harga bersaing
·         Memungkinkan perluasan perusahaan

Namun demikian mungkin saja untuk waktu yang sekarang, suatu lokasi perusahaan sudah cukup baik, tetapi dikemudian hari ternyata timbul masalah penempatan lokasi yang baru. Hal ini disebabkan karena :
·           Adat kebiasaan masyarakat yang berubah
·           Pusat – pusat penduduk dan perdagangan berpindah tempat
·           Adanya jaringan lokasi dan pengangkutan yang lebih baik

Faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan lokasi perusahaan:
1.    Faktor Primer (Utama)
a.       Letak Bahan Mentah
Letak perusahaan yang mendekati bahan mentah mempunyai keuntungan yaitu :
Ø  Terjaminnya kelancaran bahan mentah
Ø  Tingkat kerusakan bahan mentah dapat di perkecil
Ø  Ongkos angkut barang lebih murah
Suatu perusahaan sebaiknya mendekati letak bahan baku apabila :
Ø  Terdapat kemerosotan bobot yang besar dari bahan mentah sampai produk selesai.
Ø  Harga bahan baku perunit mahal, sehingga kerusakan sedikit saja dari bahan baku tersebut, memakan ongkos yang besar.
Ø  Ongkos angkut bahan mentah dari tempat bahan mentah ke lokasi perusahaan sangat tinggi.
b.      Letak Pasar
Tujuan lokasi pabrik mendekati pasar ialah agar produk cepat sampai ke konsumen, serta menghemat biaya distribusi.
Lokasi pabrik cenderung mendekati pasar apabila :
Ø  Produk jadi termasuk barang yang tidak tahan lama atau cepat rusak (misal : makanan dan minuman)
Ø  Ongkos angkut barang jadi lebih mahal di banding ongkos angkut bahan mentah (misal : perusahaan mebel, ukir)
c.       Pengangkutan (Transportasi)
Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit di jangkau alat angkutan umum, harus menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Sehingga dibutuhkan investasi yang cukup besar. Dalam hal ini angkutan umum yang biasa digunakan adalah :
Kereta api, kapal laut, pesawat udara, truk, dan sbg.
d.      Suplai Tenaga Kerja
Dalam suatu proses produksi, ikut terlibat di dalamnya tenaga kerja, baik tenaga kerja yang terdidik maupun tenanga tak terdidik serta tenaga ahli. Dapat dikatakan bahwa, kualitas tenaga kerja dapat menentukan kualitas produk akhir. Oleh karena itu banyak perusahaan yang karena produk akhirnya dituntut suatu kualifikasi tertentu, maka lokasi perusahaan cenderung mendekati tenaga ahli. Misalnya : perusahaan batik, perak, ukiran-ukiran, kerajinan kulit, dan sbg.
e.       Terdapatnya Tenaga Pembangkit Listrik
Suatu perusahaan yang sebagain besar proses produksinya memerlukan tenaga listrik, cenderung mencari lokasi yang mudah mendapatkan suplai tenaga listrik.

2.Faktor Sekunder
Faktor sekunder ini antara lain :
Ø  Rencana masa depan perusahaan (transportasi, kemajuan teknik operasi perusahaan).
Ø  Kemungkinan perluasan usaha (areal tanah harus luas)
Ø  Terdapatnya fasilitas service (bengkel service, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, sarana rekreasi)
Ø  Terdapatnya fasilitas pembelanjaan perusahaan (lembaga kredit, bank, koprasi)
Ø  Sikap dari masyarakat setempat (bersikap positif/mendukung/negative/tidak mendukung)
Ø  Keadaan tanah (ini perlu mendapat perhatian terutama untuk pabrik keramik, semen, genteng, batu bata)
Ø  Iklim (pabrik tertentu memerlukan kelembaban suhu udara tertentu)
Ø  Tinggi rendahnya tingkat pajak dan masalah UU ketenaga kerjaan)
Setelah lokasi perusahaan ditetapkan maka selanjutnya adalah merencanakan pendirian bangunan perusahaan yaitu, untuk melindungi jalannya proses produksi dan tenaga kerja dari ganguan yang dapat menhambat jalannya operasi perusahaan. Gangguan tersebut dapat berupa pengaruh cuaca atau suhu yang buruk dan dari faktor lain yaitu agar aman dari pencurian.
Di dalam mendrikan bangunan perlu dipertimbangkan :
Ø  Luas bangunan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Ø  Jenis bangunan : permanen, tidak permanen
Ø  Bentuk bangunan : model, bertingkat atau tidak bertingkat
Dengan adanya perencanaan bangunan, maka akan dapat diperoleh manfaat antara lain:
a.       Memperlancar jalannya proses produksi perusahaan
b.      Memperkecil persediaan bahan setengah jadi
c.       Memperoleh pemanfaatan luas lantai yang efektif
d.      Menurunkan biaya pengangkutan dalam pabrik
e.       Meningkatkan  produktifitas kerja karyawan
f.       Menurunkan baiaya pemeliharaan
g.      Menyederhanakan pengawasan proses produksi

Disamping faktor utama tersebut, perlu pula dipertimbangkan beberapa faktor lainnya, yaitu :
Ø  Kemungkinan perluasan perusahaan
Ø  Fasilitas lain seperti : tempat ibadah, tempat olahraga, kesenian, taman, tempat parker, kantin, kamar mandi
Ø  Peralatan untuk pengamanan dan tanda-tanda bahaya
Ø  Dan lain-lain
4. Pengendalian Produksi
Setelah proses produksi berjalan, kadangkala terjadi penyimpangan atau hal-hal yang kurang sesuai dengan maksud perencanaan produksi. Maka untuk mengatasi hal-hal itu harus dilaksanakan Pengendalian atau Pengawasan Produksi.
Tahap-tahap dalam pengendalian produksi :
1.      Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan berapa banyak akan diproduksikan dan disini juga direncanakan seluruh kegiatan produksi mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat. Misalnya penentuan bahan mentah, tenaga kerja dan peralatan.
2.             Routing
Diartikan sebagai pedoman pelaksanaan proses produksi, yaitu merupakan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan dari bahan mentah sampai produk selesai. Jadi untuk produk yang berbeda, akan mempunyai routing yang berbeda pula. Sedangkan tujuan routing adalah untuk memperkecil adanya kesalahan dalam proses produksi.
3.                            Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerja harus dimulai dan kapan harus selesai. Disini setiap jadwal kerja diberi tunggal, bulan serta lamanya waktu yang disediakan mungkin bisa dilengkapi dengan keterangan berapa jam/menit.
4.                            Dispatching
Merupakan perintah untuk memulai bekerja kepada para pekerja. Di sini pekerja sudah diberi perintah dari Dispathcer (Pemberi Perintah) sesuai dengan routing dan scheduling yang telah ditentukan.
5.                            Follow Up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses produksi untuk menjaga agar routing, scheduling dan dispatching sesuai dengan rencana serta untuk menghindari kegagalan proses produksi.
Pada hakekatnya tugas bagian Pengendalian Produksi yaitu merintis dan mengawasi aliran pekerjaan dalam pabrik, sehingga terdapat kemajuan dalam pekerjaan dengan cara yang sistematis dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya tanpa terdapat kemacetan maupun keterlambatan. Hal yang dapat mempermudah Pengendalian Produksi yakni apabila terjalin suatu koordinasi dari seluruh kegiatan-kegiatan pabrik.
Dalam pengendalian produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan dibandingkan dengan apa yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan koordinasi agar kualitas dan waktu dapat tepat seperti yang telah digariskan.
Dengan pengendalian produksi diperoleh keuntungan-keuntungan :
v Membantu tercapainya operasi produksi secara efisien dari perusahaan, sebab pengawasan ini akan memberikan informasi kepada manajemen untuk keperluan perencanaan serta jadwal bekerja.
v Lebih menyederhanakan prosedur pekerjaan.
v Mempertinggi moral pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian
Beberapa macam Pengendalian Proses Produksi :
1)                                     Pengendalian Order (Order Control)
·         Pengendalian produksi ini menjaga agar produk yang dibuat sesuai dengan pesanan/order yang telah masuk. Jika terjadi ketidak-sesuaian antara hasil produk jadi dengan jenis pesanannya, maka harus cepat diadakan penyesuaian dan perbaikan agar tidak mengecewakan para konsumen.
·         Pengendalian order harus dapat memperkecil adanya penyimpangan-penyimpangan dalam pembuatan produk. Oleh karena itu, setiap order yang masuk harus segera dibuat routing, scheduling, dispatching sendiri-sendiri.
·         Jenis pengendalian ini sesuai untuk jenis proses produksi terputus-putus atau Intertaiment Process.

2)                                     Pengendalian Arus (Flow Control)
·           Titik berat pengendalian ini adalah arus proses produksi itu sendiri. Kelancaran proses produksi sangat diperhatikan. Hal ini harus didukung adanya tingkat produksi masing-masing bagian yang relative stabil.
·           Routing disini lebih banyak ditentukan oleh alat-alat produksi yang dipakai yang biasanya sudah merupakan satu unit peralatan.
·           Persiapan sebelum proses produksi dimulai, memegang peranan penting, sebab jika salah satu mesinnya macet, proses selanjutnya akan dapat terganggu.
·           Pengendalian ini digunakan untuk tipe proses terus menerus atau Continous Process.
3)   Pengendalian Beban (Load Control)
·         Jenis pengendalian ini lebih menitik-beratkan pada beban yang harus dilaksanakan masing-masing bagian dalam perusahaan, terutama bagian yang mempunyai kegiatan yang paling padat.
·         Perencanaan produksi dan routing disusun apabila ada pesanan yang datang. Scheduling dapat disusun sesudah routing siap.
·         Masalah penting yang harus diperhatikan :
a.       Apabila ada proses yang sama dalam bagian yang sama untuk beberapa jenis produk; disini perlu diusahakan pengalokasian waktu serta kapasitas, agar semua proses berjalan lancar dalam waktu yang tepat.
b.      Agar diadakan pemisahan bahan untuk masing-masing produk dalam kelompok bahan yang sama, sehingga memudahkan perhitungan atas komponen tersebut ke dalam produk akhir. Di sini bisa diadakan idntifikasi dengan memberi tanda pada masing-masing produk.
4)   Pengendalian Blok (Block Control)
·         Tipe pengendalian ini, mengelompokkan jenis pesanan yang masuk pada jenis yang mempunyai penyelesaian proses produksi yang sama atau hamper sama.
·         Pesanan tersebut didaftar dalam satu blok, sehingga blok disini merupakan kumpulan pesanan dimana proses produksi dari masing-masing produksi adalah sama atau hampir sama.
·         Tujuan pengendalian blok ini adalah agar tercapai stabilitas tingkat produksi pada masing-masing bagian. Oleh karena itu routing dari blok yang satu dengan blok yang lain mungkin tidak sama.
·         Setiap bagian yang telah menyelesaikan satu blok akan dilaporkan oleh pengawas atau mandor ke bagian pengendalian proses produksi. Dari blok itu pekerjaan diteruskan ke blok yang lain untuk diproses lebih lanjut.
5)                                              Pengendalian Proyek Khusus (Special Project Control)
·      Penendalian ini sebetulnya merupakan salah satu bentuk khusus dari pengendalian pesanan (Order Control)
·      Pengendalian ini biasanya dilakukan pada proyek-proyek besar, misalnya pembuatan jalan, reactor atom, peluncuran roket dan lain-lain.
·      Pengendalian disini harus cermat sekali. Suatu kesalahan kecil saja dapat berakibat fatal. Oleh karenanya, pekerjaan dilaksanakan dengan cara membagi ke dalam sub-sub bagian pekerjaan. Perlu mendapat perhatian adanya koordinasi antar sub-sub bagian di dalam menyelesaikan pekerjaan.
·      Routing, Scheduling dan Dispatching harus teliti dan cermat dikoordinasikan dengan perencanaan produksi.
6)   Pengendalian Kekecualian (Control by Exception)
·         Sistem pengendalian ini beranggapan bahwa, pada umumnya proses produksi selalu berjalan dalam keadaan yang sama dari waktu ke waktu, sehingga tidak perlu diadakan pengendalian yang ketat dan kontinyu setiap saat. Pengendalian dilakukan hanya pada saat diperlukan, yaitu pada saat terjadi kekecualian dalam proses produksi.
·         Kebaikan sistem ini ialah biaya rendah. Tetapi juga mempunyai keburukan yakni, tidak cocok untuk usaha pencegahan atau preventif.
·         Tipe pengendalian ini hanya cocok untuk jenis pekerjaan yang relative tetap dari waktu ke waktu.
Misalnya :
Suatu pabrik telah menggunakan mesin otomatis; kemacetan dalam proses produksi atau ketidak-beresan akan ditandai dengan sinyal/syarat antara lain berupa sirine, lampu isyarat atau berupa angka/skala yang menurun.






5. Kesimpulan
Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan faktor – faktor produksi yang tersedia. proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Proses Produksi Terus - Menerus (Continuous Process) adalah jenis proses ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam jumlah yang besar. Contoh dari proses produksi terus - menerus yaitu :
Industri pupuk, semen dan makanan dalam kaleng, minuman dalam botol. Proses Produksi Terputus – putus (Intermittent Process) adalah jenis proses ini biasanya digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda – beda dalam hal jumlah, kualitas, disain maupun harganya. Contoh dari proses produksi terputus – putus yaitu : Perusahaan percetakan dan Perusahaan mebel. Pemilihan lokasi perusahaan pada umumnya bertujuan untuk meminimalkan jumlah seluruh biaya. Jadi tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih berhasil. Faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan lokasi perusahaan: Faktor Primer (Utama) dan Faktor Sekunder. Tugas bagian Pengendalian Produksi yaitu merintis dan mengawasi aliran pekerjaan dalam pabrik, sehingga terdapat kemajuan dalam pekerjaan dengan cara yang sistematis dari bagian yang satu ke bagian yang lainnya tanpa terdapat kemacetan maupun keterlambatan. Hal yang dapat mempermudah Pengendalian Produksi yakni apabila terjalin suatu koordinasi dari seluruh kegiatan-kegiatan pabrik. Dalam pengendalian produksi, kegiatan-kegiatan produksi yang dilakukan dibandingkan dengan apa yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan koordinasi agar kualitas dan waktu dapat tepat seperti yang telah digariskan.







DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma 2014. Pengantar Bisnis.  Cetakan Ketujuh Belas. Alfabeta Bandung (XII)

Murti Sumarni 2004, Pengantar Bisnis, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta (Bab X)

1 komentar:

  1. terima kasih atas bagi-bagi ilmunya,,,semoga jadi ilmu yang jariyah

    BalasHapus