Rabu, 04 Januari 2017

Sejarah Teori Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
            Oleh karena itu makalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produk, sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

1.2           Rumusan Masalah
1)      Bagaimana perkembangan teori manajemen ?
2)      Apa yang dimaksud dengan teori manajemen klasik menurut beberapa ahli ?
3)      Apa yang dimaksud dengan teori manajemen ilmiah menurut beberapa ahli ?
4)    Apa yang dimaksud dengan teori hubungan manusiawi menurut beberapa ahli?
5)    Apa yang dimaksud dengan teori manajemen modern menurut beberapa ahli?


1.3           Tujuan
1.      Menjelaskan perkembangan teori manajemen .
2.      Menjelaskan teori manajemen klasik menurut beberapa ahli.
3.      Menjelaskan teori manajemen ilmiah menurut beberapa ahli.
4.   Menjelaskan teori hubungan manusiawi menurut beberapa ahli.
5.   Menjelaskan teori manajemen modern menurut beberapa ahli.






























BAB II
PEMBAHASAN
 2.1      Sejarah Manajemen
            Manajemen sebenarnya sudah ada semenjak keberadaan manusia. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan ataupun monumen-monumen yang dibangun oleh peradaban kuno. Seperti dibangunnya Piramid Cheops oleh arsitek Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan semenjak masa prasejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan salah satu bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia. (Husaini, 31:2013)
            Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400an di kota Venesia, Italia yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Dan masih banyak lagi.
            Pada masa berikutnya, manajemen mulai dikenal luas ketika tahun 1776 Adam Smith, seorang pemikir ekonomi Inggris, menerbitkan bukunya yang berjudul:”An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.(Sukirno, 3:2009)
            Dalam dua abad setelah zaman Adam Smith dunia telah menjadi sangat berkembang. Dalam masa hidup Adam Smith, Revolusi industri baru saja akan bermula. Sekarang ini keguatan industri sudah sangat canggih dan teknologi yang digunakaan sudah sangat berbeda. Juga organisasi perusahaan sudah jauh lebih rumit.(Sukirno, 3:2009)
Secara garis besar, dalam perkembangannya teori manajemen dapat dibagi menjadi 4 jenis aliran. Yaitu aliran Manajemen ilmiah (1870-1930), aliran Teori Organisasi Klasik (1900-1940), aliran Hubungan Manusiawi (1930-1940), dan aliran Manajemen Modern (1940- sekarang). Pembahasan perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya dapat dilakukan dengan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka.
A.    Manajemen Ilmiah (1870-1930)
            Airan manajemen ini mencapai namanya berdasar filsafat dasar bahwa: Semua tugas yang berkaitan dengan produksi fisik atau fungsi-fungsi manajerial dapat dan harus dianalisis melalui metode ilmu pengetahuan yang mencakup: Pengumpulan data atau observasi, perumusan hipotesis, pengujian dan implementasi aktual. Sedangkan cirri-ciri pokoknya adalah: penerapan metode ilmiah terhadap problem-problem produksi, studi tentang waktu, studi tentang gerakan, organisasi fungsional. (Winardi 49:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Frederick W. Taylor (1856-1915) ialah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel Company Philadelpia (USA). Pada tahun 1886, ia meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan kerja berdasarkan waktu dan gerak.( Husaini, 33:2013).
            Taylor kemudian menuangkan gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu The Principles of Scientific Management, Testimony Before the Special House Committee dan Shop Management yang kemudian dirangkum dalam bukunya berjudul Scientific Management.Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. (Handoko, 43:2009)
            Empat prinsip dasar pemikiran Taylor adalah sebagai berikut ini.
1)      Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya,dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut harus ditentukan
2)      Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja
3)      Harus ada pembagian kerja antara manajer dan pekerja
4)      Manajer harus melakukan kegiatan supervise, memberikan perintah dan merancang apa yang harus dikerjakan sedangkan pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. (Husaini, 34:2013)
            Frank dan Lillian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972) merupakan kontributor utama aliran manajemen ilmiah. Frank Gilbreth adalah pelopor pengembangan study gerakdan waktu, menciptakan berbgai teknik manajemen yang diilhai oleh Taylor. Sedangkan Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia. Dia menuliskan gagasannya dalam buku The Psychology of Management. Baginya manajemen ilmiah mempunyai tujuan akhir membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk hidup.  (Handoko 44:2009)
            Henry L. Gantt (1861-1919). Seperti Taylor, Gantt mengemukakan gagasan-gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi ilmiah pekerja, (3) sistem bonus untuk merangsang pekerja, (4) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus digunakan. (Husaini, 35:2013). Gantt sangat tertarik tentang cara-cara meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja. Untuk itu, ia berusaha meningkatkan system kerja organisasi dengan menggunakan jadwal kerja yang terencana. Kontribusi Gantt yang terkenal dan masih dipakai hingga saat ini adalah teknik membuat jadwal denganmenggunakan diagram (bar) mendatar yang keudian disebut Gantt Chart. Gantt Chart sangat sederhana sehingga udah dibuat dan banyak digunakan orang untuk membuat jadwal.
            Harrington Emerson (1853-1931) yang terkenal dengan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut: Tujuan dirumuskan dengan jelas, kegiatan yang dilakukan masuk akal,adanya staf yang cukup, disiplin, balas jasa yang adil, pemberian perintah,adanya standar-standar dan skedul-skedul, kondisi yng distandardisasi, operasi yang distandardisasi, instruksi-intruksi praktis tertulis yang standar, dan balas jasa efisiensi. (Handoko, 45:2009)
Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah dan Sumbangannya
Metode-metode ilmiah telah banyak ditetapkan pada banyak kegiatan organisasi, terutama dalam usaha meningkatkan produktifitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengebangan ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk mencari cara terbaik pelaksanaan tugas.
            Setelah revolusi mental yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul masalah-masalah sebagai keterbatasan manajemen ilmiah. Kenaikan produktifitas sering tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan.Perilakumanusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan. (Husaini 35:2013)
A.    Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
            Aliran manajemen ini memusatkan pemikiran pada: masalah- masalah departementasi, koordinasi dan organisasi yang tercakup dalam dalam desain dan manajemen organisasi-organisasi. Ciri-ciri utama aliran manajemen ini adalah: Orientasi makro untuk desai administrative dan mengandalkan diri pada pengalaman dan intuisi dan bukan pada data empiric. (Winardi, 50:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Teori organsasi klasik dibedakan atas dua perspektif manajemen, yaitu manajemen ilmiah dan manajemen adinistratif. Teori organisasi klasik disebut juga teori administrasi atau teori manajemen administrative. Salah seorang tokohnya bernama Henri Fayol. Fayol terkenal sebagai Bapak Teori Ilmiah. (Husaini, 37:2013)
            Henri fayol (1841-1925) seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang komplek dalam bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generalle ( Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsure, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.(Handoko, 46:2009)
            Fayol juga membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yaitu (1)  teknik: produksi dan manufacturing produk, (2) komersial: pembelian bahan baku dan penjualan produk, (3) keuangan: perolehan dan penggunaan modal, (4) keamanan: perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi: pelaporan dan neraca keuangan, pencatatan laba, serta pencatatan statistic, (6) Manajerial dan teknik-teknik kepemimpinan. (Husaini, 37:2013)
            James D. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan prinsip-prinsip manajemen tertentu. Dia mendifinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang sebuah organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang,saling melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip scalar, proses scalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemiminan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional, adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan (4) prinsip staf,kejelasan perbedaan antara staf dan lini. (Handoko, 47:2009)
            Urwick (1891-1983) adalah seorang konsultan manajemen. Ia adalah seorang murid yang sangat rajin, yang keudian menulis buku yang komprehensif tentang pengetahuan manajemen dengan judul, The Element of Administration. Dalam buku tersebut, ia mengumpulkan dan menggabungkan pendapat para ahli sepertiTaylor, Fayol, dan seterusnya.Oleh karena itu, ia bukanlah seorang innovator administrasi, tetapi seorang kolektor pendapat tentang administrasi.( Husaini, 39:2013)
            Perkembangan teori organisasi klasik berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1864-1920) seorang Jerman peletak dasar sosiologi modern yang kemudian terkenal sebagai bapak sosiologi modern. Teori birokrasi yang dihasilkannya muncul sekitar Perang Dunia I dimana sering terjadi pertentangan antar buruh. Birokrasi Weber memiliki enam pokok berikut:
1.      Dalam organisasi ada pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap individu dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh peraturan, kebijakan, ketetapan hukum.
2.      Hubungan dalam organisasi bersifat impersonal.
3.      Dalam organisasi ada hierarki wewenang, dimana dimana yang rendah patuh kepada yang lebih tinggi.
4.      Administrasi selalu dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
5.      Orientasi pengembangan pegawai adalah pengembangan karier yang berarti keahlian merupakan kriteria utama diterima atau ditolaknya seseorang sebagai anggota organisasi dan berlaku pula untuk mempromosikaannya
6.      Untuk mendapatkan efisiensi maksimal, setiap tindakan yang diambil harus selalu dikaitkan dengan besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan organisasi.(Husaini, 41:2009)
            Mary Parker Follet (1868-1933) dan juga Barnard bertindak sebagai jembatn antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka kasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.(Handoko, 47:2009). Esensi dari pemikran Follet adalah hubungan kerja yang baik tercipta dari kebersamaan orang-orang bukan dibawah perintah seseorang. Idenya ialah mengganti power over dengan power with dan menekankan pentingnya pengendalian diri sendiri daripada pengendalian oleh orang lain. Pendapat Follet yang terkenal mengenai manajemen adalah “bekerja melalui orang lain. (Husaini, 44:2013)
            Chaster I. Barnard (1886-1961), presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey, menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya The Functions Of the Executive pada tahun 1938. Dia memandang organisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. (Handoko, 49:2009)
           
            Keterbatasan Teori Organisasi Klasik dan Sumbangannya
            Seperti halnya dengan pendekatan manajemen ilmiah, pendekatan teori organisasi klasik pun tidak luput dari kritikan. Kritik terhadap teori birokrasi antara lain (1) merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas, (2) merupakan rutinitas yang membosankan, ide-ide kreatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangya jalur komunikasi, (4) tidak memperhitungkan organisasi informal yang seringkali lebih berpengaruh kepada organisasi formal, (5)kecenderungan terjadi orwelian, yaitu keingina birokrasi turut menampuri bukan mengendalikan urusan (Husaini, 44:2013)
            Teori-teori organsasi klasik hanya cocok untuk zamannya yang ketika itu organisasi relative stabil dan lingkungan dapat diramalkan.Teorinya sangat abstrak dan dan sukar diterapkan untuk pengambilan keputusan
B.     Aliran Hubungan Manusiawi
            Aliran hubungan manusiawi muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dihasilkan pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.Para manajer masih menghadapi kesulitan karena para karyawan tidak selalu mengikuti pola-poa perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan sisi manusia daam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. (Handoko, 50:2009)
            Ciri-ciri utama dari aliram manajemen ini adalah: pentingnya motivasi manusia, pendekatan kelopok terhadap manajemen dan diulainya eksperimentasi ilmiah terhadap problem-problem manusia. (Winardi, 50:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Hugo Mustenberg (1863-1916) sebagai pecetus psikologi industri, mustenberg sering disebut bapak psikologi industri.Dalam bukunya psikologi and industrial efficiency dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas.Dia mengemukakan bahwa untuk meningkatkan produktifitas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu (1)menerima pekerja yang terbaik, (2)menkeciptakan pekerjaan yang terbaik dan (3)penggunaan pengaruh yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja.(Husaini, 45:2013)
            Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode tentang psikologi dapat digunakan untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok degan kebutuhan suatu jabatan. Riset belajar dapat mengembangkan mengarahkan pengembangan metode latihan. Dan studi perilaku mausiadapat membantu perumusan teknik-teknik psikologi untuk memotivasi karyawan. Sebagai tabahan, Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi. (Handoko, 50:2009)
            Elton Mayo (1880-1949) terkenal dengan penelitian Hawthorne. Menurut penelitian Hawthorne, hbungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun enjadi baik. Apabila moral dan efisiensi membaik, maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi baik. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik maka manajer harus memahami alas an-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan cara lainnya. Selain itu, Mayo juga meneliti factor-faktor sosial dan psikologi yang dapat memotivasi pekerja. (Husaini, 46:2013)
            Elton Mayo, dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, megadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai tahun 1932. Mereka telah membagi membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh kondisi penerangan terhadap produktifitas. Ketika kondisi penerangan dinaikan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan dikurangi sampai seperti bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap naik.
            Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam karyawati di ruang terpisah. Dalam salah satu ruang kondisi diubah-ubah secara periodic,danruang lainnya tidak. Sejumlah variable-variabel dicoba: upah dinaikkan, periode istirahat dan jam makan siang lamanya diubah-ubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek, peneliti yang bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok untuk memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan kesempatan untuk mengajukan usul perubahan.
            Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo dan kawan-kawan data mengesampigkan ahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan produktivitas, karena skedu pembayaran kelmpok yang diteliti dipertahankan sama. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emsional yang komplek telah mempengaruhi peningkatan produktifitas. (Handoko, 51:2009)
            Keterbatasan Teori Hubungan Mausiawi dan Sumbangannya
            Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan dan kepuasan pekerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksikarena ada yang berinteraksi dengan unit lain diuar tempat kerja. Keompok yang diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi obyek dan subyek penelitian. Teori hubungan manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti Agryris, Maslow, Mc Gregor, dan Mc Clelland untuk membahas teori motivasi.
           
C.    Aliran Manajemen Modern
            Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur yang pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal dengan perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif. Ada tiga pendekatan yang sering dipakai dalam aliran manajemen modern yaitu, pendekatan perilaku organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
  1. Pendekatan Perilaku Organisasi
Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh system sosialnya. Tokoh-tokoh pendekatan ini sebagai berikut.
  1. Maslow yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
  2. McGregor dengan teori X dan Y.
  3. Herzberg dengan teori dua factor
  4. Mc Clelland dengan teori need of power, need of affiliation dan need of acievment.
  5. Blake dan Mouton dengan teori Managerial Grid
  6. Likert dengan teori empat system
  7. Fiedler dengan pendekatan kontingensi dalam teori kepemimpinannya
  8. Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya
  9. Vroom dengan teori ekspektasinya
  10. Hersey dan Banchard dengan kepemimpinan situasionalnya, dan lain-lain (Husaini, 49:2013)
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai berikut:
  1. Manajemen tidak dapt dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip)
  2. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati-hati
  3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendeatan manjer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
  4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komiten pekerja terhadap tujuan organisasi yang sangat dibutuhkan (Handoko, 54:2009)
Aliran Kuantitatif
Alran kuatitatif atau yang disebut juga aliran management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, dan lain-lain. Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut:
  1. Perumusan masalah
  2. Penyusunan suatu model matematis
  3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
  4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
  5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
  6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.(Handoko, 55:2009)
b.      Pendekatan Sistem
            Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan ekternal yang lebih luas.
            Sebagai suatu pendekatan manajemen, system mencakup baik sitem-sistem umum maupun khusus dan analisis umum maupun terbuka. Pendekatan system umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan analisis system manajemen spesifik meliputi bidang-bidang seerti struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi,system informasi serta mekanisme perencanaan dan pengawasan.
c.       Pendekatan Kontingensi
            Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen terdahulu pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu. Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu pula. Sebagai contoh: bila hubungan manusia dikalangan pekerja sudah baik, tetapi produktivitasnya masih rendah maka pendekatan teori manajeen klasik mungkin lebih tepat diterapkan. Akan tetapi, bila hubungan manusia dikalangan pekerja rendah dan produktivitas tinggi maka pendekatan hubungan manusia mungkinlebih tepat diterapkan.
            Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa teknik-teknik manajemen yang sangat efektif diterapkan dalam situasi tertentu ternyata tidak efektif pada situasi lain. Menurut pendekatan ini, tugas manajer adalah mengidetifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai tujuan organisasi karena tidak satupun teknik manajemen yang bersifat universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.(Husaini, 57:2013)
































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
          Keberadaan manajemen telah ditemukan semenjak adanya peradadaban manusia. Namun secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi.
          Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang menfokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan keterampilan yang mendasari manajemen yang efektif. Perkembangan yang memberikan fokus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen hubungan manusia yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang menfokuskan diri pada pengelolahan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapi.







DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group.
Handoko, Hani, Manajemen, BPFE-YOGYAKARTA, 2009

Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar