BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu makalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi),
teori manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap
ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen. Makalah ini juga membahas
tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu
manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar pemikiran yang dibagi
berdasarkan aliran organisasi klasik,
aliran hubungan manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori
manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun
aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produk, sedangkan
aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya manusia
yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan
memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah
rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga
manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi
tertentu. Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
1.2
Rumusan Masalah
1) Bagaimana perkembangan teori manajemen ?
2) Apa yang dimaksud dengan teori manajemen
klasik menurut beberapa ahli ?
3) Apa yang dimaksud dengan teori manajemen
ilmiah menurut beberapa ahli ?
4)
Apa yang dimaksud dengan teori hubungan manusiawi menurut beberapa ahli?
5)
Apa yang dimaksud dengan teori manajemen modern menurut beberapa ahli?
1.3
Tujuan
1.
Menjelaskan perkembangan teori manajemen .
2.
Menjelaskan teori manajemen klasik menurut beberapa ahli.
3.
Menjelaskan teori manajemen ilmiah menurut beberapa ahli.
4.
Menjelaskan teori hubungan manusiawi menurut beberapa ahli.
5.
Menjelaskan teori manajemen modern menurut beberapa ahli.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah Manajemen
Manajemen sebenarnya sudah ada semenjak keberadaan manusia. Hal ini dapat
dilihat dari keberadaan bangunan-bangunan ataupun monumen-monumen yang dibangun
oleh peradaban kuno. Seperti dibangunnya Piramid Cheops oleh arsitek Mesir kuno
pada tahun 3000 SM. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan semenjak masa
prasejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad
ke-9 merupakan salah satu bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di
Indonesia. (Husaini, 31:2013)
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400an di
kota Venesia, Italia yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di
gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal; pada
tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Dan
masih banyak lagi.
Pada masa
berikutnya, manajemen mulai dikenal luas ketika tahun 1776 Adam Smith, seorang
pemikir ekonomi Inggris, menerbitkan bukunya yang berjudul:”An Inquiry into
the Nature and Causes of the Wealth of Nations”. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan
diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti
dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika
setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya
keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang
dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja.(Sukirno, 3:2009)
Dalam dua abad setelah zaman Adam Smith dunia telah menjadi sangat berkembang.
Dalam masa hidup Adam Smith, Revolusi industri baru saja akan bermula. Sekarang
ini keguatan industri sudah sangat canggih dan teknologi yang digunakaan sudah
sangat berbeda. Juga organisasi perusahaan sudah jauh lebih rumit.(Sukirno,
3:2009)
Secara garis
besar, dalam perkembangannya teori
manajemen dapat dibagi menjadi 4 jenis aliran. Yaitu aliran Manajemen ilmiah
(1870-1930), aliran Teori Organisasi Klasik (1900-1940), aliran Hubungan
Manusiawi (1930-1940), dan aliran Manajemen
Modern (1940- sekarang). Pembahasan perkembangan teori-teori dan
prinsip-prinsip manajemen selanjutnya dapat dilakukan dengan menguraikan para
tokoh dan gagasan-gagasan mereka.
A. Manajemen Ilmiah (1870-1930)
Airan manajemen ini mencapai namanya berdasar filsafat dasar bahwa: Semua tugas
yang berkaitan dengan produksi fisik atau fungsi-fungsi manajerial dapat dan
harus dianalisis melalui metode ilmu pengetahuan yang mencakup: Pengumpulan
data atau observasi, perumusan hipotesis, pengujian dan implementasi aktual.
Sedangkan cirri-ciri pokoknya adalah: penerapan metode ilmiah terhadap
problem-problem produksi, studi tentang waktu, studi tentang gerakan,
organisasi fungsional. (Winardi 49:1995)
Tokoh-tokohnya adalah:
Frederick W. Taylor (1856-1915) ialah orang
pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang
memulai pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel Company Philadelpia (USA).
Pada tahun 1886, ia meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan kerja berdasarkan
waktu dan gerak.( Husaini, 33:2013).
Taylor kemudian menuangkan gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu The
Principles of Scientific Management, Testimony Before the Special House
Committee dan Shop Management yang kemudian dirangkum dalam bukunya
berjudul Scientific Management.Taylor telah memberikan prinsip-prinsip
dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah
teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. (Handoko, 43:2009)
Empat prinsip dasar pemikiran Taylor adalah sebagai berikut ini.
1)
Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang harus diuraikan menurut
bagian-bagiannya,dan cara ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan
tersebut harus ditentukan
2)
Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja
3)
Harus ada pembagian kerja antara manajer dan pekerja
4)
Manajer harus melakukan kegiatan supervise, memberikan perintah dan merancang
apa yang harus dikerjakan sedangkan pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang
ditugaskan kepada mereka. (Husaini, 34:2013)
Frank dan Lillian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972) merupakan kontributor utama aliran manajemen ilmiah. Frank Gilbreth adalah
pelopor pengembangan study gerakdan waktu, menciptakan berbgai teknik manajemen
yang diilhai oleh Taylor. Sedangkan Lillian Gilbreth lebih tertarik pada
aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan
personalia. Dia menuliskan gagasannya dalam buku The Psychology of
Management. Baginya manajemen ilmiah
mempunyai tujuan akhir membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya
sebagai makhluk hidup. (Handoko 44:2009)
Henry L. Gantt (1861-1919). Seperti Taylor, Gantt mengemukakan
gagasan-gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan
manajemen, (2) seleksi ilmiah pekerja, (3) sistem bonus untuk merangsang pekerja, (4) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus digunakan.
(Husaini, 35:2013). Gantt sangat tertarik tentang cara-cara meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja. Untuk itu, ia berusaha meningkatkan system
kerja organisasi dengan menggunakan jadwal kerja yang terencana. Kontribusi
Gantt yang terkenal dan masih dipakai hingga saat ini adalah teknik membuat
jadwal denganmenggunakan diagram (bar) mendatar yang keudian disebut Gantt
Chart. Gantt Chart sangat sederhana sehingga udah dibuat dan banyak digunakan
orang untuk membuat jadwal.
Harrington Emerson (1853-1931) yang terkenal dengan 12 prinsip-prinsip
efisiensi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut: Tujuan dirumuskan dengan
jelas, kegiatan yang dilakukan masuk akal,adanya staf yang cukup, disiplin,
balas jasa yang adil, pemberian perintah,adanya standar-standar dan
skedul-skedul, kondisi yng distandardisasi, operasi yang distandardisasi,
instruksi-intruksi praktis tertulis yang standar, dan balas jasa efisiensi.
(Handoko, 45:2009)
Keterbatasan
Teori Manajemen
Ilmiah dan Sumbangannya
Metode-metode
ilmiah telah banyak ditetapkan pada banyak kegiatan organisasi, terutama dalam
usaha meningkatkan produktifitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah,
seperti studi gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan
lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengebangan ilmiah karyawan menimbulkan
kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan untuk meningkatkan efektifitas
karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah mengemukakan pentingnya disain
kerja, mendorong manajer untuk mencari cara terbaik pelaksanaan tugas.
Setelah revolusi mental yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul
masalah-masalah sebagai keterbatasan manajemen ilmiah. Kenaikan produktifitas
sering tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan.Perilakumanusia yang
bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan
ekonomis dan phisik, tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan.
Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan. (Husaini
35:2013)
A. Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
Aliran manajemen ini memusatkan pemikiran pada: masalah- masalah
departementasi, koordinasi dan organisasi yang tercakup dalam dalam desain dan
manajemen organisasi-organisasi. Ciri-ciri utama aliran manajemen ini adalah:
Orientasi makro untuk desai administrative dan mengandalkan diri pada
pengalaman dan intuisi dan bukan pada data empiric. (Winardi, 50:1995)
Tokoh-tokohnya adalah:
Teori organsasi klasik dibedakan atas dua perspektif manajemen, yaitu manajemen
ilmiah dan manajemen adinistratif. Teori organisasi klasik disebut juga teori
administrasi atau teori manajemen administrative. Salah seorang tokohnya
bernama Henri Fayol. Fayol terkenal sebagai “Bapak Teori Ilmiah”. (Husaini, 37:2013)
Henri fayol (1841-1925) seorang industrialis Perancis, mengemukakan
teori teknik-teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan
organisasi-organisasi yang komplek dalam bukunya yang terkenal, Administration
Industrielle et Generalle ( Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori
administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsure, yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan
pengawasan.(Handoko, 46:2009)
Fayol juga membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yaitu (1) teknik:
produksi dan manufacturing produk, (2) komersial: pembelian bahan baku
dan penjualan produk, (3) keuangan: perolehan dan penggunaan modal, (4) keamanan:
perlindungan karyawan dan kekayaan, (5) akuntansi: pelaporan dan neraca
keuangan, pencatatan laba, serta pencatatan statistic, (6) Manajerial
dan teknik-teknik kepemimpinan. (Husaini, 37:2013)
James D. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan
prinsip-prinsip manajemen tertentu. Dia mendifinisikan organisasi sebagai
sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut
Mooney, untuk merancang sebuah organisasi perlu diperhatikan empat kaidah
dasar, yaitu (1) koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi
wewenang,saling melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip scalar,
proses scalar mempunyai prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin
dari kepemiminan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional,
adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda, dan (4) prinsip
staf,kejelasan perbedaan antara staf dan lini. (Handoko, 47:2009)
Urwick (1891-1983) adalah seorang konsultan manajemen. Ia adalah seorang
murid yang sangat rajin, yang keudian menulis buku yang komprehensif tentang
pengetahuan manajemen dengan judul, The Element of Administration. Dalam buku
tersebut, ia mengumpulkan dan menggabungkan pendapat para ahli sepertiTaylor,
Fayol, dan seterusnya.Oleh karena itu, ia bukanlah seorang innovator
administrasi, tetapi seorang kolektor pendapat tentang administrasi.( Husaini,
39:2013)
Perkembangan
teori organisasi klasik berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1864-1920)
seorang Jerman peletak dasar sosiologi modern yang kemudian terkenal sebagai
bapak sosiologi modern. Teori birokrasi yang dihasilkannya muncul sekitar
Perang Dunia I dimana sering terjadi pertentangan antar buruh. Birokrasi Weber
memiliki enam pokok berikut:
1.
Dalam organisasi ada pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap individu dalam
organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh peraturan, kebijakan, ketetapan
hukum.
2.
Hubungan dalam organisasi bersifat impersonal.
3.
Dalam organisasi ada hierarki wewenang, dimana dimana yang rendah patuh kepada
yang lebih tinggi.
4.
Administrasi selalu dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
5.
Orientasi pengembangan pegawai adalah pengembangan karier yang berarti keahlian
merupakan kriteria utama diterima atau ditolaknya seseorang sebagai anggota
organisasi dan berlaku pula untuk mempromosikaannya
6.
Untuk mendapatkan efisiensi maksimal, setiap tindakan yang diambil harus selalu
dikaitkan dengan besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan
organisasi.(Husaini, 41:2009)
Mary Parker Follet (1868-1933) dan juga Barnard bertindak sebagai
jembatn antara teori klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka
berdasarkan kerangka kasik, tetapi memperkenalkan beberapa unsur baru tentang
aspek-aspek hubungan manusiawi.(Handoko, 47:2009). Esensi dari pemikran Follet
adalah hubungan kerja yang baik tercipta dari kebersamaan orang-orang bukan
dibawah perintah seseorang. Idenya ialah mengganti power over dengan power with
dan menekankan pentingnya pengendalian diri sendiri daripada pengendalian oleh
orang lain. Pendapat Follet yang terkenal mengenai manajemen adalah “bekerja
melalui orang lain. (Husaini, 44:2013)
Chaster I. Barnard (1886-1961), presiden perusahaan Bell Telephone di
New Jersey, menulis bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya The Functions
Of the Executive pada tahun 1938. Dia memandang organisasi sebagai system
kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen, menurut
pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadan sumber daya-sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. (Handoko, 49:2009)
Keterbatasan Teori Organisasi Klasik dan Sumbangannya
Seperti halnya dengan pendekatan manajemen ilmiah, pendekatan teori organisasi
klasik pun tidak luput dari kritikan. Kritik terhadap teori birokrasi antara
lain (1) merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas, (2)
merupakan rutinitas yang membosankan, ide-ide kreatif tidak sampai kepada
pengambil keputusan karena panjangya jalur komunikasi, (4) tidak
memperhitungkan organisasi informal yang seringkali lebih berpengaruh kepada
organisasi formal, (5)kecenderungan terjadi orwelian, yaitu keingina birokrasi
turut menampuri bukan mengendalikan urusan (Husaini, 44:2013)
Teori-teori organsasi klasik hanya cocok untuk zamannya yang ketika itu
organisasi relative stabil dan lingkungan dapat diramalkan.Teorinya sangat
abstrak dan dan sukar diterapkan untuk pengambilan keputusan
B. Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan manusiawi muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dihasilkan
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan
keharmonisan kerja.Para manajer masih menghadapi kesulitan karena para karyawan
tidak selalu mengikuti pola-poa perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan
sisi manusia daam organisasi menjadi penting. Beberapa ahli mencoba melengkapi
teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. (Handoko,
50:2009)
Ciri-ciri utama dari aliram manajemen ini adalah: pentingnya motivasi manusia,
pendekatan kelopok terhadap manajemen dan diulainya eksperimentasi ilmiah terhadap
problem-problem manusia. (Winardi, 50:1995)
Tokoh-tokohnya adalah:
Hugo Mustenberg (1863-1916) sebagai pecetus psikologi industri,
mustenberg sering disebut bapak psikologi industri.Dalam bukunya psikologi and
industrial efficiency dia banyak menguraikan penerapan peralatan-peralatan
psikologi untuk membantu pencapaian tujuan produktifitas.Dia mengemukakan bahwa
untuk meningkatkan produktifitas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
(1)menerima pekerja yang terbaik, (2)menkeciptakan pekerjaan yang terbaik dan
(3)penggunaan pengaruh yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja.(Husaini, 45:2013)
Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi
eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode tentang psikologi dapat digunakan
untuk memilih karakteristik tertentu yang cocok degan kebutuhan suatu jabatan.
Riset belajar dapat mengembangkan mengarahkan pengembangan metode latihan. Dan
studi perilaku mausiadapat membantu perumusan teknik-teknik psikologi untuk
memotivasi karyawan. Sebagai tabahan, Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh
faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi. (Handoko, 50:2009)
Elton Mayo (1880-1949) terkenal dengan penelitian Hawthorne. Menurut penelitian
Hawthorne, hbungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk
menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi.
Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan
manusiawi dalam organisasi pun enjadi baik. Apabila moral dan efisiensi
membaik, maka hubungan manusiawi dalam organisasi pun menjadi baik. Untuk
menciptakan hubungan manusiawi yang baik maka manajer harus memahami alas
an-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan cara lainnya.
Selain itu, Mayo juga meneliti factor-faktor sosial dan psikologi yang dapat
memotivasi pekerja. (Husaini, 46:2013)
Elton Mayo, dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger serta William J.
Dickson, megadakan suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi
kerja yang sangat terkenal di pabrik Howthorne milik perusahaan Western Electric
dari tahun 1927 sampai tahun 1932. Mereka telah membagi membagi karyawan
menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk mengetahui
pengaruh kondisi penerangan terhadap produktifitas. Ketika kondisi penerangan
dinaikan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika
kondisi penerangan dikurangi sampai seperti bila hanya menggunakan sinar
matahari, ternyata produktivitas tetap naik.
Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan dua kelompok yang
masing-masing terdiri dari enam karyawati di ruang terpisah. Dalam salah satu
ruang kondisi diubah-ubah secara periodic,danruang lainnya tidak. Sejumlah
variable-variabel dicoba: upah dinaikkan, periode istirahat dan jam makan siang
lamanya diubah-ubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek, peneliti yang
bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok untuk memilih periode istirahatnya
sendiri dan memberikan kesempatan untuk mengajukan usul perubahan.
Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo dan
kawan-kawan data mengesampigkan ahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan
produktivitas, karena skedu pembayaran kelmpok yang diteliti dipertahankan
sama. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi emsional yang komplek telah
mempengaruhi peningkatan produktifitas. (Handoko, 51:2009)
Keterbatasan Teori Hubungan Mausiawi dan Sumbangannya
Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu
di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan dan kepuasan pekerja tidak
menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok. Lingkungan kerja bukanlah
satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksikarena ada yang berinteraksi
dengan unit lain diuar tempat kerja. Keompok yang diteliti mengubah perilakunya
karena merasa kelompoknya menjadi obyek dan subyek penelitian. Teori hubungan
manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti Agryris, Maslow, Mc Gregor, dan
Mc Clelland untuk membahas teori motivasi.
C. Aliran Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur yang
pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal
dengan perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,
dikenal sebagai aliran kuantitatif. Ada tiga pendekatan yang sering
dipakai dalam aliran manajemen modern yaitu, pendekatan perilaku organisasi,
pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
- Pendekatan Perilaku
Organisasi
Pendekatan ini memandang bahwa
perilaku manusia dipengaruhi oleh system sosialnya. Tokoh-tokoh pendekatan ini
sebagai berikut.
- Maslow yang terkenal
dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku manusia dalam
kaitannya dengan motivasi manusia.
- McGregor dengan teori X
dan Y.
- Herzberg dengan teori dua
factor
- Mc Clelland dengan teori
need of power, need of affiliation dan need of acievment.
- Blake dan Mouton dengan
teori Managerial Grid
- Likert dengan teori empat
system
- Fiedler dengan pendekatan
kontingensi dalam teori kepemimpinannya
- Schein dengan penelitian
dinamika kelompoknya
- Vroom dengan teori
ekspektasinya
- Hersey dan Banchard
dengan kepemimpinan situasionalnya, dan lain-lain (Husaini, 49:2013)
Beberapa prinsip dasar penting
yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen modern adalah sebagai
berikut:
- Manajemen tidak dapt
dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur,
prinsip)
- Manajemen harus
sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara
hati-hati
- Organisasi sebagai suatu
keseluruhan dan pendeatan manjer individual untuk pengawasan harus sesuai
dengan situasi
- Pendekatan motivasional
yang menghasilkan komiten pekerja terhadap tujuan organisasi yang sangat
dibutuhkan (Handoko, 54:2009)
Aliran Kuantitatif
Alran kuatitatif atau yang
disebut juga aliran management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti
penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, dan lain-lain.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut:
- Perumusan masalah
- Penyusunan suatu model
matematis
- Mendapatkan penyelesaian
dari model.
- Pengujian model dan hasil
yang didapatkan dari model.
- Penetapan pengawasan atas
hasil-hasil.
- Pelaksanaan hasil dalam
kegiatan-implementasi.(Handoko, 55:2009)
b. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu
keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan ekternal yang lebih luas.
Sebagai suatu pendekatan manajemen, system mencakup baik sitem-sistem umum
maupun khusus dan analisis umum maupun terbuka. Pendekatan system umum pada
manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis,
filosofis dan sosiopsikologis. Sedangkan analisis system manajemen spesifik
meliputi bidang-bidang seerti struktur organisasi, desain pekerjaan,
akuntansi,system informasi serta mekanisme perencanaan dan pengawasan.
c. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen terdahulu
pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu. Perbedaan kondisi dan
situasi tertentu memerlukan pendekatan tertentu pula. Sebagai contoh: bila
hubungan manusia dikalangan pekerja sudah baik, tetapi produktivitasnya masih
rendah maka pendekatan teori manajeen klasik mungkin lebih tepat diterapkan.
Akan tetapi, bila hubungan manusia dikalangan pekerja rendah dan produktivitas tinggi
maka pendekatan hubungan manusia mungkinlebih
tepat diterapkan.
Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa teknik-teknik manajemen yang sangat
efektif diterapkan dalam situasi tertentu ternyata tidak efektif pada situasi
lain. Menurut pendekatan ini, tugas manajer adalah mengidetifikasi teknik
tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi karena tidak satupun teknik manajemen yang bersifat universal
yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.(Husaini, 57:2013)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keberadaan manajemen telah ditemukan semenjak adanya peradadaban manusia.
Namun secara keilmuan, manajemen baru
terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara
tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah
Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru
dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan
pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang
pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi.
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan
pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo.
Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan
tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan
pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang menfokuskan pada upaya
menetapkan dan menerapkan prinsip dan keterampilan yang mendasari manajemen
yang efektif. Perkembangan yang memberikan fokus yang sangat berbeda dari teori
manajemen klasik disebut teori manajemen hubungan manusia yang ditandai dengan
perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada
perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori
neo klasik ini adalah manajemen yang menfokuskan diri pada pengelolahan staf
secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis
maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan
sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen
didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah
dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan
lingkungan yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan
Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh.
2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group.
Handoko, Hani, Manajemen, BPFE-YOGYAKARTA, 2009
Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Bumi
Aksara, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar